Bermain
mobil-mobilan yang dikendalikan lewat sinyal radio merupakan permainan
yang menarik. Mobil mainan yang banyak digemari anak-anak, dengan
ditambah rangkaian sederhana ini akan menjadi mobil mainan idaman.
Rangkaian ini mengggunakan IC digital keluarga CMOS yang memerlukan arus
listrik sangat kecil, sehingga tidak akan membebani kinerja mobil
mainan asli.
Dalam
sistem ini, sinyal radio tidak terus menerus dipancarkan tapi hanya
dibangkitkan saat pengontrol mengirimkan perintah kanan/kiri atau
maju/mundur, itupun hanya merupakan frekuensi radio yang terputus-putus,
sehingga merupakan pengiriman pulsa-pulsa frekuensi gelombang radio.
Jumlah
pulsa yang dikirimkan mewakili perintah yang dikirim, perintah MAJU
diwakili dengan 8 pulsa, KIRI diwakili dengan 16 pulsa, KANAN 32 pulsa
dan MUNDUR 64 pulsa. Perintah yang dikirimk bisa merupakan gabungan dari
2 perintah sekali gus, yaitu gabungan dari perintah maju/mundur dan
kanan/kiri, sebagai contoh bisa dikirimkan perintah maju dan kiri sekali
gus, dalam hal ini jumlah pulsa yang dikirim adalah 24, yaitu
penjumlahan dari perintah maju sebanyak 8 pulsa dan perintah kiri
sebanyak 16 pulsa.
Setelah
sebuah perintah dikirim, sistem menghentikan pengiriman perintah dalam
jeda waktu tertentu, jeda waktu ini diperlukan akan rangkaian penerima
mempunyai waktu yang cukup untuk melaksakan perintah dengan baik.
Pulsa-pulsa frekuensi itu terlihat dibagian kanan atas Gambar 1.
Cara kerja Pemancar
Sinyal
radio dibangkitkan dengan rangkaian osilator yang dibentuk dengan
transistor Q1 9016, frekuensi kerja dari osilator ini ditentukan oleh
kristal Y1 yang bernilai 27,145 MHz. Bagian yang sangat kritis dari
rangkaian osilator ini adalah T1, L1 dan L2, yang khusus dibahas
tersendiri dibagian akhir artikel ini.
Kerja
dari osilator ini dikendalikan oleh gerbang NOR U2D 14001, saat output
gerbang (kaki nomor 3) ini bernilai ‘1’, osilator akan bekerja dan
mengirimkan frekuensi radio 27,145 MHz, dan pada saat output U2D
bernilai ‘0’ osilator akan berhenti bekerja.
Gerbang
NOR U2D menerima sinyal clock dari gerbang NOR U2B. Gerbang NOR jenis
CMOS dengan bantuan resistor R4 dan R5 serta kapasitor C8 membentuk
sebuah rangkaian oscilator frekuensi rendah pembentuk clock untuk
mengendalikan rangkaian digital yang ada. Kerja dari pembangkit clock
ini dikendalikan lewat input kaki 6, rangkaian akan membangkitkan clock kalau input ini berlevel ‘0’.
Gerbang
NOR U2A dan U2C membentuk sebuah rangkaian Latch (RS Flip Flop), karena
pengaruh resistor R2 dan kapasitor C11 yang diumpankan ke kaki nomor 9
di U2C, pada saat rangkaian mendapat catu daya output U2C pasti menjadi
‘1’ dan output U2A (kaki nomor 3) menjadi ‘0’. Keadaan
ini akang mengakibatkan pembangkit clock U2b bekerja membangkitkan
clock dan melepas keadaan reset IC pencacah 14024 (U1), sehingga U1
mulai mencacah dan rangkaian osilator 27,145 MHZ mengirimkan pulsa-pulsa
frekuensi selama pembangkit clock bekerja.
Pada
saat mulai mencacah, semua output IC pencacah 14024 dalam kedaan ‘0’,
setelah mencacah 8 pulsa maka output Q4 (kaki nomor 6) akan menjadi ‘1’,
setelah mencacah 16 pulsa output Q5 (kaki nomor 5) menjadi ‘1’, setelah
mencacah 32 pulsa output Q6 (kaki nomor 4) menjadi ‘1’, setelah
mencacah 64 pulsa output Q7 (kaki nomor 3) menjadi ‘1’.
Output-output
diatas dipakai untuk mengendalikan tegangan kaki 9 U2C lewat diode D1
dan D2, selama salah satu output itu masih bernilai ‘0’ maka pembangkit
clock U2B masih bekerja, hal ini akan berlangsung terus sampai katode D1
dankatode D2 menjadi ‘1’ sehingga kaki 9 U2C menjadi ‘1’ pula. Keadaan
ini akan mengakibatkan output kaki 3 U2A menjadi ‘1’, yang menghentikan
pembangkit clock U2B dan me-reset pencacah 14024 danberhenti sudah pengiriman pulsa frekuensi 27.145 MHz.
Untuk
membangkitkan jeda waktu agar rangkaian penerima mempunyai cukup waktu
melaksanakan perintah, dipakai rangkaian Q2 9014, resistor R7 dan
kapasitor C10. Besarnya waktu jeda ditentukan oleh besarnya nilai R7 dan
C10. Saklar untuk mengirim perintah maju/mundur dan untuk mengirim
perintah kiri/kanan merupakan dua saklar yang terpisah. Masing-masing
saklar mempunyai 3 posisi, posisi tengah berarti skalar itu tidak
mengirim perintah.
Cara kerja Penerima
Gambar
2 merupakan gambar rangkaian penerima yang dipasangkan dimobil-mobilan,
berfungsi menerima sinyal dari pemancar untuk mengendalikan motor
mobil-mobilan , agar mobil-mobilan bisa bergerak maju/mundur dan
kiri/kanan. Transistor Q1 dengan bantuan resistor; kapasitor dan T1
membentuk sebagai rangkaian penerima sinyal radio 27,145 MHz. T1 dalam
rangkaian ini persis sama dengan T1 yang dipakai di rangkaian Pemancar,
cara pembuatannya dibahas dibawah.
Transistor
Q2 berikut perlangkapannya membentuk rangkaian untuk merubah
pulsa-pulsa frekuensi radio yang diterima dari pemancar menjadi
pulsa-pulsa kotak yang bisa diterima sebagai sinyal digital oleh IC
CMOS. Sinyal digital tadi akan diterima sebagai clock yang akan dicacah
oleh IC pencacah 14024 (U2). Output 14024 akan sesuai dengan jumlah
pulsa yang dikirim pemancar, perintah maju dan kiri (yang dipakai
sebagai contoh dalam pembahasan bagian pemancar) merupakan pulsa sejumlah 24, hasil pencacahan pulsa ini mengakibatkan output 14024 menjadi Q4=’1’, Q5=’1’, Q6=’0’ dan Q7=’0’.
Sinyal
digital yang diterima selain dipakai sebagai clock pencacah U2 IC 14024
yang dibicarakan di atas, dipakai pula untuk menggerakan 3 buah
rangkaian penunda waktu untuk membangkitkan pulsa-pulsa yang berfungsi mengatur kerja rangkaian.
Pulsa
pengatur pertama akan muncul setelah kiriman pulsa frekuensi terhenti
karena jeda waktu antara pengiriman kode, pulsa ini berfungsi untuk
merekam hasil cacahan 14024 ke U3 14042 (D Flip Flop), sehingga kondisi
akhir 14024 tetap dipertahankan untuk mengendalikan motor. Setelah hasil
14042 direkam ke 14024, pencacah 14042 direset oleh pulsa kedua, agar
setelah lewat jeda waktu pencacah 14042 bisa mencacah mulai dari 0
kembali.
Rangkaian
yang dibentuk dengan transistor Q3, Q4, Q7, Q8, Q9 dan Q10 dinamakan
sebagai rangkaian H Bridge, rangkaian ini sangat handal untuk
menggerakan motor DC. Dengan rangkaian ini motor DC bisa diputar
ke-kanan, ke-kiri atau berhenti gerak. Syarat utama pemakaian rangkaian
ini adalah tegangan basis Q7 dan tegangan basis
Q10 harus berlawanan, misalnya basis Q7=’1’ dan basis Q10=’0’ motor
berputar ke kiri, basis Q7=’0’ dan basis Q10=’1’ motor akan berputar ke
kanan, basis Q7=’0’ dan basis Q10=’0’ motor berhenti gerak, tapi tidak
boleh terjadi basis Q7=’1’ dan basis Q10=’1’.
Demikian
pula Q5, Q6, Q11, Q12, Q13 dan Q14 membentuk sebuah H Bridge. H Bridge
bagian kiri pada Gambar 2 dipakai untuk mengendalikan motor yang
mengatur gerak mobil-mobilan kekiri/kanan, sedangkan H Bridge bagian
kanan dipakai untuk mengendalikan motor yang mengatur gerak maju/mundur
mobil-mobilan.
Hubungan
antara outpur pencacah 14042 dan input D Flip Flop 14024 sudah disusun
sedemikian rupa sehingga sinyal yang diumpankan ke masing-masing H
Bridge tidak mungkin semuanya ‘1’ secara bersamaan.
Pembuatan trafo TX dan RX
Trafo
T1 pada rangkaian Pemancar dan Penerima, merupakan barang yang sama,
dan harus dibuat sendiri. Trafo ini dibangun dengan menggunakan koker
trafo plastik (spare part radio) yang punya step sehingga tampak
5 jalur yang bisa diisi dengan gulungan kawat, seperti terlihat dalam
foto. Memakai koker ini memudahkan penggulungan kawat trafo. Kalau tidak
bisa dapat koker sejenis itu, pakai saja yang biasa. Koker trafo ini
kecil dan feritnya juga kecil (3 mm) seperti yang dulu sering dipakai
untuk perakitan radio CB 27 MHz.
Kawat
untuk trafo bisa memakai kawat yang di bongkar dari koker tersebut,
buka hati hati gulungan kawat yang sudah ada didalam koker karena
kawatnya cukup halus dan agak mudah putus.
Langkah 1: gulung kawat dari kaki yang diberi nomor 5 ke kaki 4 searah jam (CW) sebanyak 3 gulung persis di tingkat 1 (jalur setingkat diatas jalur paling bawah)
Langkah 2: Gulung kawat dari kaki 1 ke kaki 2 searah jarum jam sebanyak 4 gulung persis di tingkat 2.
Langkah
3: Lanjutkan gulungan (dari langkah 2) searah jarum jam sebanyak 3
seperempat gulung ke kaki 3 di tingkat Tiga. (Bisa ditentukan persis
seperempat gulungan, karena kokernya memiliki jalur yang dibelah menjadi
4).
Pembuatan kumparan L1
Gulung
kawat tembaga ukuran diameter 0,3 - 0,5 mm sebanyak 10 seperempat
gulung pada koker diameter sekitar 4 mm (yang nantinya akan dilepas)
juga searah jarum jam.
mas mau tanya nih, kalau motor hanya bisa mundur saja ga bisa maju yang rusak apanya ya, tegangan saat di tester pada saat mundur 7 volt tapi kalau maju hanya 2 volt..makasih
BalasHapuscoba di cek transistor nya..... yang buat maju ama mundur
Hapus